image

7 Kesalahan Umum dalam Manajemen Risiko Proyek

Manajemen Proyek merupakan proses yang unik. Terpusat pada 4 indikator khusus: cost, schedule, quality & functionality, risiko-risiko yang harus dikelola dalam sebuah proyek menjadi sangat spesifik dan menantang.

Dilansir dari Project Management Institute (PMI), berikut adalah 7 kesalahan yang seringkali dilakukan dalam pengelolaan proyek.

LANJUTKAN

 

Tidak Mempertimbangkan Peluang

Kebanyakan manajer proyek langsung mengasosiasikan risiko pada hal yang berdampak negatif. Hal ini menyebabkan manajer proyek tidak mempersiapkan apapun untuk risiko-risiko positif. Padahal, risiko juga dapat memiliki dampak positif, seperti diskon dari pemasok, ketersediaan tambahan SDM, dsb.

LANJUTKAN
Screenshot

Tidak Memisahkan Antara Penyebab, Kejadian, dan Dampak Risiko

Tidak memisahkan tiga komponen risiko tersebut akan berdampak pada rencana pengelolaan risiko yang tidak terstruktur.
Tidak terstrukturnya rencana ini akan mengakibatkan lambatnya waktu respons untuk risiko-risiko yang terjadi atau bahkan dapat menggagalkan implementasi rencana-rencana tersebut.

LANJUTKAN

Hanya Mengandalkan Checklist dalam Melakukan Identifikasi Risiko

Metode checklist dapat memudahkan identifikasi risiko, namun metode ini dapat membuat organisasi tidak mengidentifikasi risiko baru yang mungkin muncul. Maka dari itu, metode ini harus dipandang sebagai pelengkap, bukan sebagai satu-satunya hal yang perlu dilakukan dalam identifikasi risiko.

LANJUTKAN
Screenshot

Salah Memperhitungkan Dampak Risiko

Terdapat 4 indikator utama risiko dalam manajemen risiko proyek, yaitu dampak penambahan biaya, keterlambatan, penurunan kualitas, dan ketidaksesuaian fungsi proyek. Kesalahan umum yang dilakukan adalah mengambil nilai rata-rata dari setiap jenis dampak, sehingga penentuan tingkat prioritas risiko menjadi tidak akurat.

LANJUTKAN

Tidak Mempersiapkan Rencana Kontijensi (Contingency Plan)

Proses Manajemen Risiko Proyek seringkali berhenti di titik terciptanya sarana mitigasi dari risiko-risiko yang mungkin muncul. Padahal, organisasi masih perlu memiliki rencana kontijensi, yaitu rencana yang merangkum aksi-aksi yang harus dilakukan mulai dari suatu risiko terjadi hingga benar-benar reda.

LANJUTKAN
Screenshot

Tidak Melakukan Delegasi Tanggung Jawab Risiko

Salah satu fenomena yang ditemukan dalam Manajemen Proyek adalah para pemimpin proyek cenderung jarang melakukan delegasi tanggung jawab, termasuk delegasi tanggung jawab risiko. Hal ini sangatlah tidak efektif, karena pemimpin proyek tidak selalu sesuai untuk menanangani risiko yang bersifat spesifik.

LANJUTKAN

Tidak Menjadikan Manajemen Risiko Proyek Sebagai Proses Berkelanjutan

Beberapa pemimpin proyek cenderung melakukan manajemen risiko proyek dalam proses perencanaan, namun berhenti melakukannya ketika output dari proses perencanaan tersebut (risk register) telah terbit. Hal ini dapat menjadi masalah karena sesungguhnya risk register memerlukan penyesuaian secara berkala.

LANJUTKAN

Pelajari Manajemen Risiko Proyek lebih dalam dengan mengikuti program pelatihan Project Risk Management dari CRMS Indonesia.

LIHAT PROGRAM
CRMS Indonesia

CRMS Indonesia tes is a non-profit organization that is focused on Risk Management education.

CRMS was founded in 2010 with a vision to facilitate and encourage the acceleration of risk management practices in Indonesia through knowledge advancement and sharing initiative.
Reach Us

BANDUNG
Jl. Batununggal Asri No. 18 Bandung 40267
(+62) 22-8730 1035
(+62) 811 22 333 075

JAKARTA
Gedung Tifa Arum Realty, lantai 3, ruang 304
Jl Kuningan Barat No. 26 Jakarta 12170

secretariat@crmsindonesia.org

or visit us at www.crmsindonesia.org
© Copyright 2024 - CRMS Indonesia
Kembali ke atas