Memperjelas Mandat Direksi

Direksi harus lebih proaktif mengawasi program manajemen risiko di organisasi dengan memperhatikan beberapa poin penting berikut ini:

Pic

Tanggung Jawab
Pengawasan Inti

Meliputi peninjauan kerangka tata kelola, kebijakan, serta laporan manajemen risiko

Pic

Pengamatan terhadap
Risiko Perilaku

Menempatkan tanggung jawab pengawasan pada komite risiko

Pic

Penempatan Direktur
Independen

Menyiapkan pihak direktur independen dengan keterampilan manajemen risiko yang mumpuni

image

Menyiapkan Posisi Chief Risk Officer (CRO) dengan Kinerja Efektif

Keberadaan CRO sangat krusial untuk mewujudkan koordinasi dengan tim eksekutif manajemen dan Direksi organisasi. Oleh karena itu, organisasi wajib memastikan bahwa relasi antara CRO dengan Direksi maupun tim eksekutif manajemen terjalin secara profesional sehingga penilaian program manajemen risiko berlangsung objektif.


lanjutkan
image

Membentuk Tim Khusus untuk Mengelola Risiko Non Keuangan

Kehadiran tim yang bertanggung jawab terhadap risiko keuangan merupakan hal ini yang ada di setiap organisasi.

Selain tim tersebut, sebaiknya organisasi juga memiliki tim khusus lain yang bertanggung jawab mengelola risiko non keuangan dengan cakupan tugas sebagai berikut:
- Mengupayakan kepatuhan di organisasi.
- Melindungi keamanan informasi dan keamanan siber.
- Menjalin relasi profesional dengan pihak ketiga.
- Membantu menentukan strategi organisasi jangka pendek dan jangka panjang.
- Meningkatkan reputasi organisasi.
- Merealisasikan perilaku dan budaya kerja sesuai tujuan organisasi.


lanjutkan

Menentukan Selera Risiko Secara Efektif

Selera risiko (risk appetite) adalah sejumlah risiko yang bersedia diambil organisasi karena dianggap memiliki nilai untuk mendukung tujuan organisasi. Penentuan selera risiko yang tepat sangat penting untuk mendukung pembentukan strategi dan pengambilan keputusan organisasi. Tantangan terbesar yang sekarang dihadapi organisasi adalah menentukan selera risiko non keuangan yang lebih sulit diukur daripada risiko keuangan.


lanjutkan
image

Meninjau Kembali Model Tata Kelola Risiko Tiga Lini Pertahanan

Model tata kelola risiko tiga lini pertahanan yang mencakup manajemen, manajemen risiko (risk management and compliance), serta audit internal digunakan oleh 97% organisasi di dunia.

Meskipun model tersebut sangat familiar, peninjauan kembali terhadap proses tata kelola risiko organisasi harus tetap dilakukan untuk mengantisipasi beberapa penting, yaitu:
- Menetapkan tanggung jawab yang jelas bagi tim manajemen & manajemen risiko.
- Mendapatkan dukungan penuh dari manajemen selaku lini pertama.
- Menyiapkan SDM yang kualifikasinya memadai untuk tim manajemen.
- Melaksanakan tanggung jawab manajemen secara integratif.


lanjutkan
image

Saatnya Organisasi Berorientasi ke Masa Depan

Setiap organisasi harus sigap menata manajemen risiko secara berkesinambungan supaya sigap menghadapi risiko keuangan maupun non keuangan yang mungkin terjadi di masa depan.

Bukan mustahil jika penerapan metode baru akan membawa keberhasilan jika seluruh pihak yang terlibat di organisasi telah memahami tanggung jawabnya dan siap melakukan perbaikan.

Partisipasi Direksi juga sangat dibutuhkan untuk mendukung pendekatan pengawasan risiko yang baru.


lanjutkan
image

Maksimalkan Kemampuan Anda dengan Mengikuti Master Class: Enterprise Risk Governance

Komitmen CRMS untuk mendukung perkembangan organisasi di tanah air dibuktikan melalui pengadaan program Master Class: Enterprise Risk Governance (with QCRO, QRGP, and CERG Certifications).

Program ini berfokus pada pembentukan tata kelola manajemen risiko oleh puncak perusahaan. Informasi penting seputar praktik risk governance di Indonesia serta permasalahan, kewajiban, pembentukan, pelaporan dan independensi komite audit dan pengawas risiko akan dibahas secara menyeluruh dalam program ini.


lanjutkan

Dapatkan info lengkap seputar program Master Class: Enterprise Risk Governance.

Lihat info program