Seiring kemajuan peradaban manusia, inovasi baru pun bermunculan.
Berbagai penemuan mulai dari barang elektronik, kendaraan hingga dunia digital membuat hidup manusia semakin mudah.
Namun apakah penemuan-penemuan ini bebas dari risiko?
Setiap inovasi memiliki risiko tersendiri yang dapat muncul dari teknologi yang digunakan maupun hasil penggunaan. Oleh karena itu, persiapan perlu dilakukan secara tepat untuk mencegah dampak buruknya.
Contohnya ialah penggunaan internet sebagai sarana pemantauan yang berpotensi menjadi ancaman privasi. Dalam kasus ini, sistem keamanan informasi harus disiapkan untuk melindungi masyarakat dari potensi ancaman tersebut.
“Hal utama untuk mengatasi risiko inovasi adalah melalui inovasi itu sendiri.”
Maksudnya ialah kecepatan pengembangan inovasi perusahaan setidaknya harus sejajar dengan kecepatan inovasi yang ada.
Dengan begitu, perusahaan dapat memanfaatkan tren inovasi tersebut dengan baik.
Sebuah survei dari Harvard Business Review menemukan bahwa ketika pekerja tingkat eksekutif, direksi, dan para manager mendapatkan sumber daya yang cukup untuk menjadi lebih inovatif, pekerja-pekerja di bawahnya merasa tidak mendapatkan hal yang sama.
Perusahaan perlu lebih berani untuk mengambil risiko yang lebih besar untuk melakukan inovasi.
Peran inovasi menjadi sangat besar hampir di dalam seluruh jenis produk, ditunjukkan dalam pergeseran posisi perusahaan-perusahaan Fortune 500 yang sangat dinamis.
Perusahaan besar dapat kehilangan kekuatannya ketika ide mereka tertinggal dan perusahaan kecil dapat berkembang dengan cepat ketika idenya sangat diminati pasar.
CRMS Indonesia adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk memfasilitasi akselerasi praktik manajemen risiko di Indonesia
melalui pengembangan keilmuan dan inisiatif untuk berbagi ke masyarakat luas.